Semarang, 9 Oktober 2024 – SMA Negeri 16 Semarang menyelenggarakan aksi donor darah yang didukung oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang. Aksi donor darah yang dilaksanakan pada hari Rabu mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai, diikuti oleh seluruh warga SMA Negeri 16 Semarang. Peserta didik yang telah berusia 17 tahun juga turut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah ini yang mana rutin dilakukan oleh SMA Negeri 16 Semarang dengan bantuan ekstrakurikuler PMR Wira Abinaya.
Donor darah merupakan kegiatan yang dapat dilakukan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Melalui donor darah, seseorang dapat membantu menyediakan darah sehat untuk pasien yang membutuhkan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya berbagi, karena “Satu kantong darah bisa menyelamatkan tiga nyawa”. Donor darah tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonor.
Dalam kegiatan ini, PMR Wira Abinaya dan PMI Kota Semarang berhasil mengumpulkan 20 kantong darah dari peserta didik dan guru. Bagi peserta donor darah tentunya harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti berusia minimal 17 tahun, tidur minimal 4 jam sebelum donor, dan lain sebagainya. Antusias peserta didik begitu besar dalam kegiatan ini, tetapi tidak semua bisa mendonorkan darahnya karena tidak memenuhi persyaratan. Dari 29 peserta yang terdaftar yang terdiri dari peserta didik dan guru, hanya 20 orang yang memenuhi persyaratan untuk mendonorkan darahnya.
Kegiatan ekstrakurikuler PMR Wira Abinaya tidak hanya berhenti disini. Pada hari Selasa, 15 Oktober 2024, PMR Wira Abinaya bekerja sama dengan Puskesmas Mijen melakukan penjaringan kesehatan. Penjaringan kesehatan ini dilaksanakan pukul 08.30 WIB dan diikuti oleh peserta didik kelas X 1 sampai X 6. Walaupun banyak peserta didik yang ragu untuk mengikuti penjaringan kesehatan karena takut pada jarum, kegiatan ini tetap diikuti dengan antusias yang luar biasa.
Penjaringan kesehatan sekolah merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada peserta didik untuk mendeteksi dini masalah kesehatan. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat dan untuk menilai perkembangan kesehatan mereka. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (telinga, kulit, dan kuku), pemeriksaan status gizi, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan), dan pemeriksaan hemoglobin (HB).
Jika ditemukan gangguan penglihatan, peserta didik akan diberikan catatan rujukan untuk menggunakan kacamata agar tidak mengganggu penglihatan. Demikian pula, jika ditemukan telinga peserta didik terdapat kotoran telinga penuh dan padat, maka akan diberikan catatan untuk dirujuk ke puskesmas guna pembersihan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kebersihan dan kenyaman dalam kegiatan belajar mereka.
Kegiatan penjaringan kesehatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik sejak dini tentang pentingnya hidup bersih dan sehat, yang dapat diterapkan baik di lingkungan sekolah maupun dimanapun mereka berada. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar mereka, baik secara akademik maupun non akademik.