
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional terdapat dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah proyek yang bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang pelajar yang ingin dikembangkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Proyek ini dilakukan dengan mengkarakterisasi kepribadian pelajar berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Dalam pembukaan P5 kali ini, Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd kepala SMAN 16 mengatakan bahwa siswa harus memiliki jiwa enterpreuner, tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan tapi juga mempunyai soft skill. Siswa yang berjiwa enteprenuner adalah siswa yang gigih, pekerja keras, mandiri, bisa bekerja sama, tekun, tidak putus asa, bertanggung jawab, teliti, kreatif dan semua itu bermuara pada P5 .
Sebagaimana Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diharapkan menjadikan peserta didik menjadi pewaris bangsa yang berprestasi dan produktif. Dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan. Visi pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan maju dengan menghasilkan peserta didik yang berpancasila.
Selaras dengan tujuan tersebut maka SMA Negeri 16 Semarang kembali melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Setelah P5 tema yang pertama dan kedua maka untuk P5 yang ketiga yaitu Kewirausahaan pada bulan Pebruari, tema P5 yang ketiga yaitu Kearifan Lokal dilaksanakan pada tanggal 12 – 24 Pebruari 2023.
Dalam tema kearifan lokal yang diangkat oleh SMA Negeri 16 Semarang, siswa-siswa SMA Negeri 16 Semarang diberikan kesempatan untuk mengenal dan memasak produk produk makanan yang bahannya ada di wilayah sekitar kemudian siswa akan memasak menjadi makanan yang layak jual. Bahan makanan juga di pilih yang ada di wilayah sekitar dengan pertimbangan bahan tersebut mudah di dapat dan ada secara kontinyu. Bahan makanan tersebut antara lain agung, bayam, pisang, ketela, singkong, rambutan, kelapa muda dan durian.
Setiap kelas terbagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 anggota dan terdapat 36 kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang berbeda beda. Ada yang membawa bahan untuk di masak dan ada yang membawa alat untuk memasak. Setiap kelompok harus memenuhi tugas-tugas dalam P5 tema kearifan lokal .
Di hari ke satu sampai ke tiga siswa memasak. Memasak berbagai makanan dengan bahan dasar yang ada di sekitar. Di hari ke satu ada 30 jenis makanan dengan makanan termodifikasi seperti cake dari ketela, pisang coklat kulit pangsit, kue seperti Di hari kedua ada 25 jenis makanan. Dan di hari ketiga ada sekitar 30 jenis makana. Saat siswa , bapak ibu guru dan karyawan membeli makanan dengan menukar keping kardus senilai Rp. 2000 untuk setiap item makanan.
Siswa terlihat antusias dan merasa senang karena di berikan kebebasan dalam memilih bahan makanan dan memodifikasi hasil olahan tersebut. Siswa di latih untuk membuat perhitungan modal awal, operasional dan keuntungan dari makanan yang di jual. Sedangkan di hari keempat dan ke lima siswa membuat karya yang terbuat dari bahan daur ulang sebagai contoh tempat tisu dari kardus, vas bunga dari stik es yang di tata. Pada akhirnya puncak acara yang jatuh pada hari Jum’at tanggal 24 Pebruari 2023 siswa mengadakan Market day, yang mana makanan yang di jual adalah makanan yang sudah di uji buat di hari sebelumnya.kegiatan di awali dengan pameran berupa hasil karya seluruh siswa di tiap kelasnya. Di akhir kegiatan siswa membuat laporan kegiatan dan mempresentasikannya dalam Bahasa Inggris. Hemmm its so Tasty…
Penulis : Sri Sumiyati, S.Pd. Guru Bahasa Inggris
Editor : Ahmad Ulinnuha, S. Pd.